Seorang Perempuan dan Perjalanan Menyedihkannya

Akhir-akhir ini, perempuan itu jadi lebih sering berkelana sendiri. 
Mencari sebuah tenang yang tak kunjung temu. 

Kemana ia? Hilangkah?

Seperti sudah ia dapatkan seluruhnya, ternyata tidak. Sejengkal pun belum. 

Lalu apa?
Ya anggap saja menemukan Edelweis di tengah perjalanan menuju puncak. 
Abadi walau tidak selamanya. 

Patahnya sudah terlihat sejak awal, tetapi lucunya perempuan itu memupuknya dengan berbagai harapan manis di dalamnya. 
Lalu akhirnya apa?
Sekarang ia menangis sendirian.

Setelah puas menangisinya, perempuan itu kemabali melangkah.
Tetapi perjalanan kali ini berbeda, ada yang hilang. 
Iya, semuanya sudah hilang. 

Ia mulai mengkhayal, andai di luar angkasa sana ada sebuah tempat untuk melakukan apapun, mencintai siapapun dan hidup bersama dengan siapapun tanpa ada batasan norma, adat terlebih-lebih Agama di dalamnya. 

Haha, khayalan itu lucu. Mustahil. 

Perempuan itu tersadar, lalu menangis lagi 
Kali ini lebih deras. 
Dan siapapun belum mampu meredakan nya, termasuk perempuan itu sendiri....

Hati yang nelangsa..
Kau kehilangan besar-besaran.
Lalu apa yang kau lakukan, menangis?
Menangisi dia atau dirimu, Nona?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

UAS Telaah novel

SEKUAT APALAGI?!

UAS Telaah novel